Aku seperti sampah, yang seseorang telah menggunakan aku, lalu membuangnya setelah buruk.
Dulu, aku kala itu pernah di tempat yang begitu sempit, sunyi, gelap, dan hanya terdapat bayang serta suaraku yang berharap seseorang menolongku keluar dari tempat ini.
Saat itu, aku tak sengaja melihat lorong yang penuh dengan cahaya terang, dan seseorang di ujung sana berkata, “Marilah keluar, akan kubantu kau menemukan alasan bertahan di hidup yang semenakutkan ini untuk dirimu,” ucap seseorang dari lorong yang bercahaya itu, aku tak tahu asal dari mananya cahaya dan lorong ini.
Dengan ketakutan, serta keraguanku, aku menggapai cahaya itu, aku berlari di lorong yang amat sangat terang, lalu terlihatlah seseorang yang sedang menungguku di sana, seorang laki-laki yang setahun lebih tua dariku, namun kita satu dunia. Aku mengenali laki-laki itu, tubuhnya lebih tinggi beberapa centi dari diriku. Lalu, ia menjulurkan tangannya kepadaku, lalu berkata, “Tak usah takut, denganku kau selalu akan merasa aman. Aku akan menjagamu, dan selalu akan membuatmu tersenyum,” ucap laki-laki itu, serta tangannya mengusap lembut kepalaku.
Dengan penuh harapan, aku mulai mempercayainya, sedikit demi sedikit, aku mulai merasa terjaga setiap di dekatnya. Lantunan kata-kata yang indah membuat diriku tersihir untuk akan terus bersamanya, hingga kapan dunia memisahkannya denganku.
“Aku berjanji untuk terus ada untukmu.”
“Aku selalu di dekatmu, jangan takut.”
“Denganku, kau selalu akan merasa aman dan penuh kasih sayang.”
“Kau tak perlu menjadi orang lain saat bersamaku.”
“Aku mencintaimu, Sesa.”
Namun, suatu hari, kulihat kembali tempat yang gelap, sunyi, dan sempit itu. Tempat itu kembali mendatangiku, berkata, “Dia akan meninggalkanmu, jadi kamu harus kembali ke dalam tempat ini,” aku kembali hanya melihat bayanganku saja, aku kembali terjebak pada tempat yang sebelumnya aku kunjungi, aku, kembali kehilangan seseorang yang berjanji akan bersamaku, dan, dirinya mengatakan bahwa ia mencintaku.
Semua, bohong, semuanya, hanya ucapan belaka yang dibuat untuk sementara. Lagi dan lagi, aku kembali ke tempat semula aku ditemukannya.
Terima kasih karena sudah menyempatkan separuh waktumu untuk membaca sebuah tulisan yang dirangkai oleh seseorang bernama, Sesa Permata Ramadhani.